Followers

30 August 2016

Tagged under: , ,

Mencari Sesuap Nasi: Part II


Pasca hengkang dari Lazada pada 15 Juli 2016, aku pun bergegas untuk mencari pekerjaan terbaru, terutama pekerjaan dengan titel seorang Data Scientist, kombinasi dari seseorang yang ahli statistika dan pemrograman. Pada dasarnya Lazada memiliki Data Scientist namun tidak untuk skala lokal, melainkan regional. Sebut saja nama seperti Kai Xin Thia, yang juga menjadi Co-Founder DataScience SG (Singapura). Aku yang bertitel Data Analyst sebenarnya memiliki celah untuk melakukan analisis statistika, namun aku harus fokus pada hal yang lebih berkutat pada statistika deskriptif (report), ekstrak data dari database dan pemrograman.

Aku merasakan perbedaan yang sangat jauh ketika pertama kali mencari pekerjaan pasca wisuda, dengan mencari pekerjaan saat aku sudah pernah bekerja sebelumnya. Meskipun hanya 2,5 bulan, aku telah mempelajari banyak hal seperti:

  1. Menulis clean code
  2. Membuat workflow terstruktur
  3. Mengekstrak data menggunakan MySQL
  4. Mengetahui dasar dari web programming menggunakan PHP, HTML, CSS dan Javascript menggunakan Code Igniter sebagai framework
  5. Sedikit demi sedikit memahami Linux dan penjadwalan menggunakan Cron Job
  6. Semakin nyaman dengan Python
  7. Menggunakan R dengan library yang belum pernah dipakai sebelumnya
  8. Mengetahui ruang lingkup dunia kerja, sistem dan manajemennya
  9. Memahami ekosistem e-commerce

Sempat vakum dari dunia kerja selama satu minggu (18 Juli 2016 – 22 Juli 2016), akhirnya, aku mendarat kembali, kali ini di perusahaan yang berkutat pada Big Data Analytics. Jelas, sebuah perbedaan yang cukup besar, ketika aku masih menjadi fresh graduate, yang entah ingin terjun di ranah mana, waktu tunggu yang kutempuh adalah 74 hari (dari tanggal wisuda) atau 94 hari (dari tanggal yudisium). Sedangkan pada jilid kedua, waktu tunggu yang kutempuh adalah 7 hari (dari tanggal uji coba) atau 14 hari (dari tanggal resmi), aku pun bergerak lebih cepat.

Perjalanan mencari pekerjaan jilid kedua dimulai meskipun aku sempat ingin bersantai sejenak, membebaskan diri dari ranah 9-to-5. Aku tidak terlalu menembak perusahaan, namun lebih menembak ke pekerjaan apa yang akan kulakukan, at least, relevan dan berkutat dengan data dan analisis. Meskipun begitu, ada satu perusahaan yang kutembak dari dulu, yaitu Tokopedia. Sebelumnya, aku pun pernah melamar sebagai Data Analyst di Tokopedia pada jilid pertama. Satu tahun sebelum resmi menjadi wisudawan pun, aku sudah menargetkan Tokopedia sebagai tempat pelabuhanku. Seakan-akan menjadi Nakama menjadi impianku.

Pada percobaan kedua ini, aku tidak hanya melamar pada satu pekerjaan spesifik di Tokopedia. Pekerjaan yang relevan dengan data selain Data Analyst seperti Digital Analyst, Fraud Analyst dan Data Scientist, semuanya aku lamar. Aku pun mendapatkan undangan sebagai Fraud Analyst dan Data Scientist dengan dua jalur tahap tes yang berbeda. Keduanya, relevan dengan ilmu statistika yang kumiliki, namun dari itu, Data Scientist mensyaratkan kemampuan pemrograman yang mumpuni dibandingkan Fraud Analyst.

Aku sudah membayangkan bekerja sebagai Fraud Analyst menggunakan alat statistika seperti outlier detection, anomaly detection, supervised learning dan clustering untuk melihat hal-hal mencurigakan dalam data yang diduga sebagai fraud. Kalau perlu, aku dapat membuat otomisasi untuk mengirimkan alarm seperti halnya pada pekerjaanku sebelumnya, namun kali ini lebih mendalam dengan menggunakan alat statistika dan machine learning yang tepat agar dapat menurunkan persentase false positive dan false negative dalam prediksi.

Pada tes Fraud Analyst, aku diundang untuk mengikuti wawancara HR sebagai penjajakan awal. Kelemahan terbesarku adalah, apa yang kubayangkan dan kurencanakan, tidak bisa kutuangkan dalam bentuk realita sepenuhnya. Able to sell yourself dan menyakinkan orang lain merupakan kemampuan yang sangat penting dimiliki. Sayangnya, pada akhirnya, aku mengulangi kegagalan yang sama, gagal melewati blokade HR. Padahal, akan lebih nyaman dan nyambung, kalau wawancara (ngobrol) dengan user secara langsung untuk melihat kebutuhan dan requirement yang memang mereka inginkan.

Selain itu aku pun mengikuti tes Data Scientist via Hackerrank secara online. Aku pun hanya mampu menjawab dua dari lima pertanyaan pemrograman (meskipun pada akhirnya, pertanyaan ketiga bisa kujawab setelah mengikuti tes). Tes yang diberikan benar-benar pure pemrograman dan tidak ada analisis data sama sekali. Aku yang merupakan lulusan statistika tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan pemrograman yang sudah memasuki level advance seperti stacking. Dan pada akhirnya, aku menutup kemungkinan sepenuhnya untuk menjadi bagian dari Nakama sebagai Fraud Analyst maupun Data Scientist untuk saat ini.

Pada hari yang bersamaan dengan tes wawancara Fraud Analyst di Tokopedia, aku diundang untuk mengikuti trial di Mediatrac selama seminggu. Titel yang tertulis adalah Data Engineer, namun pada dasarnya, pekerjaan yang akan kuhadapi lebih mengarah ke Data Scientist, melakukan analisis data menggunakan metode statistika maupun machine learning, persis seperti hal yang kutargetkan dari awal.

Selama satu minggu itu pun, aku melakukan analisis data untuk mengelompokkan daerah di Jakarta berdasarkan kemiripannya dilihat dari segmentasi daerahnya (apakah condong ke daerah bisnis, komersial, ibadah, otomotif ataupun lainnya). Metode yang kugunakan adalah metode unsupervised learning yang sudah sangat sering digunakan yaitu k-means. Pada dasarnya, banyak kemungkinan metode dan pendekatan lain yang dapat kugunakan seperti menggunakan metode kohonen SOM. Dari satu minggu itu saja, aku sudah mempelajari hal baru dalam menggunakan library di R yang belum pernah kugunakan sebelumnya seperti ggmap, reshape dan slidify, serta menggunakan fungsi dan pengulangan secara lebih mendalam.

Aku pun sempat menjajak e-commerce lain seperti OLX dan Bukalapak. Di OLX, aku diundang untuk wawancara user sebagai Business Intelligence Developer, atau dengan kata lain disebut sebagai Data Engineer, dengan pekerjaan yang berkutat dengan ETL, database dan pernak-pernik lainnya. Hal tersebut sudah cukup jauh dari ilmu statistika yang kudapatkan saat di bangku perkuliahan dulu yang lebih condong untuk menganalisis data seperti Data Scientist, dibandingkan menyiapkan sistem data yang siap untuk dianalisis. Alhasil, tidak ada kabar selanjutnya yang mengindikasikan bahwa aku tidak cocok dengan pekerjaan tersebut.

Seperti halnya tes Data Scientist di Tokopedia, aku mendapatkan surel untuk mengikuti tes Data Scientist di Bukalapak. Namun, kali ini, tidak melulu berkutat dengan soal pemrograman, dan juga soal yang diberikan tidak melalui third-party seperti Hackerrank, melainkan soal langsung yang dikirimkan melalui surel dalam bentuk pdf. Pada dasarnya, ada tiga segmentasi soal yaitu: pemrograman, query dan analisis data. Tidak seperti tes Data Scientist di Tokopedia di mana aku hanya mampu menjawab dua dari lima soal yang tersedia, pada tes kali ini aku mampu menjawab semua soal dan mengumpulkannya via surel di hari terakhir batas pengumpulan. Meskipun begitu, tidak ada kabar lanjutan, entah karena posisi tersebut sudah terisi atau bagaimana.

Pada akhirnya, aku pun ditakdirkan untuk memperdalam kemampuan data science di Mediatrac sebagai Data Engineer Scientist. Secara non-spesifik, tujuanku di sini adalah meningkatkan kapasitas diri dari segi teknikal maupun non-teknikal sehingga aku mampu melompat lebih jauh lagi di masa depan. Pada dasarnya, perusahaan ini adalah wadah bagiku untuk meningkatkan kemampuan pada: programming, data science, statistics, problem solving, decision making, english, interpersonal, communication, networking dan lain-lain. Di tahun 2018, aku sudah siap untuk melompat lebih jauh, sebagai seorang ahli data yang memiliki berjuta ide yang mampu memecahkan berbagai macam masalah di Indonesia maupun dunia.

Nitty Gritty - Part II
Keterangan: 
biru (tes/wawancara)

Date
Details
15 Juli 2016
Hengkang dari Lazada
16 Juli 2016
Merapat ke Depok, sebar CV terbaru ke Tokopedia, Bukalapak, BCA, dsb.
18 Juli 2016
Kembali ke kosan menggunakan Transjabodetabek (leadtime ~ 30 menit)
20 Juli 2016
Kirim lamaran ke Mediatrac (10.03)
20 Juli 2016
Panggilan dari Excite Indonesia sebagai Data Analyst (10.44)
20 Juli 2016
Panggilan dari Tokopedia sebagai Fraud Prevention Analyst (18.09)
21 Juli 2016
Tes tahap awal dari Hackerrank sebagai Data Scientist Tokopedia
22 Juli 2016
Wawancara HR Tokopedia sebagai Fraud Prevention Analyst
22 Juli 2016
Panggilan dari Mediatrac untuk mengikuti uji coba minggu depan
23 Juli 2016
Merapat ke Depok, menyelesaikan soal Data Scientist Tokopedia
24 Juli 2016
Kembali ke kosan menggunakan Transjabodetabek (leadtime ~ 1 jam)
25 Juli 2016
Wawancara singkat dan uji coba di Mediatrac
27 Juli 2016
Panggilan dari OLX sebagai BI Developer (13.56)
28 Juli 2016
Wawancara user OLX (16.30)
29 Juli 2016
Presentasi hasil analisis, uji coba di Mediatrac
30 Juli 2016
Merapat ke Depok tanpa membawa laptop
31 Juli 2016
Kembali ke kosan menggunakan Transjabodetabek (leadtime ~ 20 menit)
1 Agustus 2016
Resmi menjadi bagian dari Mediatrac sebagai Data Engineer Scientist
2 Agustus 2016
Mendapat undangan tes tahap awal Data Scientist Bukalapak
6 Agustus 2016
Mengumpulkan jawaban tes tahap awal Data Scientist Bukalapak
Waktu tunggu: 7 hari (dari tanggal uji coba), 14 hari (dari tanggal resmi)
Panggilan: Excite, Tokopedia, Mediatrac, OLX, Aimia
Mengikuti: Tokopedia, Mediatrac, OLX, Aimia
Gagal total: Traveloka, Bhinneka, BCA, dan lain-lain
Berhasil: Mediatrac

07 August 2016

Tagged under: , ,

Mencari Sesuap Nasi: Part I


Pasca lulus dari kampus tercinta, tujuan awalku adalah mencari kerja dan pengalaman terlebih dahulu, sebelum akhirnya pada tahun 2018, aku akan membawa diriku keluar negeri untuk melanjutkan studi S2 demi meningkatkan kapasitansi diri menjadi manusia yang lebih baik. Kamis, 4 Februari 2016 adalah hari di mana aku diwisuda bersama dengan 60-an mahasiswa Statistika Unpad lainnya yang telah lulus dengan durasi 3,5 tahun. Namun, pada dasarnya, aku sudah diresmikan lulus ketika yudisium pada hari Jumat, 15 Januari 2016.

Kala itu, sudah ada dua nama yang dinyatakan bekerja di lembaga pemerintahan BAN-PT. Beberapa temanku yang lainnya pun sudah mencari-cari pekerjaan untuk mengisi kekosongan waktu antara tanggal yudisium dan wisuda selama kurang lebih dua minggu. Aku pun masih menikmati hari-hari nyamanku dengan senantiasa berada dalam rutinitas sehari-hari yang bisa dikatakan tidak menantang.

Beberapa hari pasca wisuda, aku dikejutkan oleh berita baik yang diperoleh dari temanku yang bekerja di salah satu lembaga pemerintahan yang sangat bergengsi, yaitu OJK, sebagai asisten peneliti. Dia pun sudah mulai bekerja sejak Senin, 15 Februari 2016 dan aku pun masih santai-santai saja menanggapi hal itu dengan mengisi hari demi hariku di Jatinangor dengan kenyamanannya yang melekat pada diriku.

Barulah, pada hari Sabtu, 20 Februari, aku keluar dari sarangku bernama Jatinangor dan merencanakan diri untuk menetap di Depok sambil menunggu panggilan pekerjaan di Jakarta yang akan menyahutku sekaligus mengikuti Job Fair UI. Sebelumnya, aku sudah mendapatkan berita bagus bahwasannya aku diundang untuk mengikuti asesmen pertamaku berturut-turut di Tokopedia dan Kadence pada hari Senin, 21 Februari 2016, pagi hari dan siang hari.

Keduanya merupakan pengalaman pertamaku untuk menginjak gedung perkantoran di Jakarta untuk pertama kalinya. Sebelum wisuda, aku sudah mendaftarkan diri di Citilink dan Semen Gresik namun sayangnya untuk nama yang pertama, justru aku hampir saja ditipu untuk berangkat ke Bali sedangkan untuk nama yang kedua, aku sama sekali tidak mendapatkan panggilan padahal aku sudah menyiapkan SKCK dengan meminta kepada orangtua untuk membawakannya saat aku wisuda.

Di Tokopedia, aku mendaftarkan diri sebagai Data Analyst. Pada awalnya, aku sempat risau bagaimana cara menuju ke TKP karena bus APTB Depok – Jakarta tidak kunjung datang ketika aku menunggunya di Jalan Juanda dari sekitar jam 7.20 hingga jam 8 pagi, padahal sudah dijadwalkan bahwasannya aku harus sudah berada di TKP pada jam 9 pagi. Pengambilan keputusan untuk pertama kalinya merupakan ujian bagiku, bagaimana caranya dengan cepat agar sampai ke TKP.

Kakakku memberikan opsi untuk naik Gojek dan melanjutkan via kereta api. Namun, dari stasiun ke TKP, aku harus menaiki kendaraan lain lagi. Oleh karena itu, aku pun memesan Gojek dengan tujuan Pasar Rebo dengan harga sekitar 18-20 ribu rupiah dan kemudian melanjutkan diri menggunakan bis Mayasari Bakti tujuan Jakarta Barat.

Dalam waktu kurang lebih satu jam, aku sudah bisa sampai di TKP dan itu pun, aku harus menunggu selama kurang lebih 30 menit karena ternyata terdapat banyak kandidat lain yang akan diwawancara. Ketika menunggu, aku menyempatkan diri untuk mengobrol dengan kandidat yang berada di sampingku. Dia pun mendaftarkan diri sebagai Data Analyst dan ternyata pengalamannya sebagai pekerja sudah sangat banyak. Dia memberitahuku bahwasannya posisi tersebut diutamakan untuk diisi oleh pelamar yang sudah berpengalaman, sedangkan aku sama sekali belum memiliki pengalaman. Ketika wawancara pun, aku tidak diberikan kasus seperti halnya dia, sehingga aku sangat pesimis akan melanjutkan diri ke tahapan berikutnya.

Pada siangnya, aku menuju gedung Bakrie, tempat di mana kantor Kadence berada. Sebelum itu, aku menyiapkan diri dengan mengisi perut sebelum terjun ke arena pertarungan yang sesungguhnya. Sebagai informasi, aku mendaftar Kadence melalui laman Jobstreet dan mendapatkan panggilan via telepon. Aku tidak mengetahui secara detail apa posisi yang kulamar dan ternyata posisi tersebut lebih mengarah ke management trainee yang mencetak pemimpin-pemimpin dalam perusahaan, bukan seorang analis murni yang bertugas menganalisis data seperti yang kupikirkan. Bersama dengan empat peserta lainnya, aku mengerjakan tes kepribadian singkat dan bahasa Inggris dilanjutkan dengan FGD menggunakan bahasa Inggris dengan suatu kasus tertentu dalam perusahaan. Terlihat kurang menonjol dibandingkan empat kandidat lainnya, membuatku tersingkir dan tidak mendapat panggilan selanjutnya dari perusahaan.

Saat mengikuti Job Fair UI, aku bertemu beberapa kolega pencari pekerja lainnya yaitu Ghufran, Rama, Ipeh, Lisa dan lain-lain. Aku pun hanya menebar CV di beberapa perusahaan saja seperti Garena, Salestock, Mediatrac, Veritrans, JD.id, dan Paragon sedangkan perusahaan seperti Astra, Frisian Flag, maupun Indofood tidak aku telusuri. Alhasil, hanya Paragon dan Salestock yang membawa diriku ke tahapan berikutnya.

Aku mengikuti tes numerik dan verbal pada hari Jumat, 26 Februari 2016 bersama Daniel dan Ipeh. Kami pun berhasil melanjutkan diri untuk saling bunuh di tahapan berikutnya yaitu Tes Koran (apa sih namanya). Aku sebenarnya sudah pernah mengikuti tes ini ketika SMA namun pada saat itu kemampuanku sangat berbeda jauh ketika pasca lulus kuliah. Hal itu pun membawaku lulus ke tahapan selanjutnya yaitu pada tahapan kedua, tes kepribadian. Jujur saja, aku mengikuti tes Paragon tanpa persiapan sama sekali dan terkesan santai dan tidak serius namun aku dikejutkan ketika aku mampu lulus ke tahapan selanjutnya sebagai satu-satunya anak Statistika Unpad 2012.

Hal tersebut membuat kepercayaan diriku meningkat sekaligus membawaku agak sedikit tinggi hati lantas hanya aku lulusan Statistika Unpad 2012 yang mampu melanjutkan ke tahapan berikutnya. Kepercayaan diri tersebut sangat bagus untuk meningkatkan self-esteem yang ada pada diriku bahwasannya aku memiliki potensi yang luar biasa. Namun, kesombongan dan kejumawaan yang ada dalam diriku saat itu mengakhiri perjalananku untuk menjadi bagian dari Paragon sampai tahapan kedua saja, di mana aku gagal dalam tes kepribadian pada tahap itu.

Tiga kali coba, tiga kali gagal sedangkan dua yang tidak termasuk ke dalam tiga tersebut berakhir tanpa ada kelanjutan pasti. Selain Paragon, aku pun mendapatkan kesempatan untuk bergabung dengan Sale Stock sebagai Data Scientist. Sebelum bertemu dengan HR secara langsung, aku diberi beberapa persoalan dan kasus dengan menggunakan aplikasi yang belum pernah aku jamahi sebelumnya, yaitu Python. Mau tidak mau, selama tiga hari, aku mempelajari Python secara lebih mendalam. Sayangnya, sebagai pengguna Python pemula, aku gagal melanjutkan diri ke tahapan selanjutnya.

Meskipun kegagalan terus menghampiri, aku masih tetap santai dan tidak terlalu tertekan hingga pada akhirnya aku kembali ke Jatinangor setelah kurang lebih tiga minggu berada di Depok. Aku kembali pada hari Selasa, 8 Maret 2016 dan bertemu dengan teman-temanku serta bermain futsal keesokan harinya dengan mencetak sekitar satu gol. Saat itu, aku sebenarnya tidak ingin kembali ke Jatinangor namun setelah melakukan decision making, aku memutuskan untuk kembali karena aku bisa mendapatkan ijazah serta bertemu dengan teman-teman lama lainnya yang memiliki keuntungan jauh lebih besar dibandingkan jika hanya menetap di Depok saja.

Aku kembali ke Depok pada hari Kamis, 10 Maret 2016 untuk bersiap-siap menuju ke Pulau Lombok untuk merayakan kegagalanku dalam melamar pekerjaan yang ketiga kalinya (Tokopedia, Kadence dan Paragon, tiga lainnya tidak sampai pada tahap pertemuan). Pasca berlibur pun, 14 Maret 2016, aku kembali tidak memiliki arah dan kegiatan sehari-hariku diisi dengan membaca, menulis dan belajar bahasa Inggris.

Berita baik yang mengejutkan datang ketika temanku, Gan Daniel, ingin ke tempat temanku yang lainnya, Herry Sinaga, the fellowship of OJK. Aku sangat terkejut karena dia baru saja kembali ke Padang antara 9 Maret 2016 atau 10 Maret 2016. Sedangkan pada tanggal 20 Maret 2016, dia menanyakan diriku bagaimana algoritma menuju tempat tinggal Herry Sinaga. Ternyata, dia dipanggil untuk menjadi bagian kementerian pariwisata dalam bidang analisis data dan statistik. Pada hari itu pun, dia langsung diterima dan langsung kerja sehingga membuatku sangat terkejut karena dia merupakan orang yang sangat santai dalam urusan pencarian kerja seperti yang dia bilang sendiri dibandingkan teman-temanku yang lain.

Saat berlibur, aku menyempatkan diri untuk menggunakan fasilitas internet di hotel Jayakarta Lombok untukmelamar pekerjaan secara online. Hingga akhirnya, pada tanggal 18 Maret 2016, aku menerima surel panggilan dari Lazada untuk melakukan asesmen sebagai Business Inteligence Analyst. Aku pun mendatangi kantor Lazada di Plaza Agro pada pagi hari dari tempat tinggal Herry Sinaga dengan berjalan kaki sekitar 2 km. Awalnya, aku sudah menyiapkan diri dengan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan oleh sang HR. Namun, tanpa disangka-sangka, justru aku diberikan soal kuantitatif (seperti tes Paragon) dan disuruh menyelesaikan masalah dalam MS Excel dan SQL. Pada hari itu pun, pertama kalinya, aku menggunakan SQL! Meskipun di CV, aku menyebutkan bahwa aku mampu menggunakan SQL namun hanya fungsi yang sangat dasar saja yang kuketahui.

Pasca tes, aku merasa tidak terlalu buruk dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan. Sang HR pun tidak melakukan wawancara mendalam seperti yang kuprediksi sebelumnya dan dia memberitahuku bahwasannya aku akan dipanggil selambat-lambatnya satu minggu dari sekarang. Dia juga menyebutkan bahwasannya user dalam BI adalah ekspat atau orang barat yang berasal dari Rumania.

Kala itu pun, aku mendapatkan kabar gembira, sebuah kesempatan bagiku untuk menjalin pertemanan yang baru serta meningkatkan kapasitas diri dengan mengikuti CL pada tanggal 29-31 Maret 2016 di LPMP. Awalnya, aku belum mengiyakan secara absolut apakah aku akan mengikuti kegiatan tersebut atau tidak karena tanggal 29-31 Maret 2016 bertepatan dengan hari di mana aku akan diberitahu apakah aku akan melanjut ke tahap berikutnya di Lazada. Setelah meninjau ulang, aku mengiyakan untuk mengikuti kegiatan tersebut karena hal tersebut merupakan kesempatan yang berharga bagiku.

Tidak seperti yang kuharapkan, dari tanggal 29-31 Maret 2016, satu minggu setelah mengikuti tes di Lazada, aku belum mendapatkan kabar apapun. Saat itu pun, aku berpikir bahwasannya nomor HP yang kuberikan adalah nomor HP XL yang baru di mana aku tidak menggunakannya lagi. Aku sangat mencemaskan bahwasannya aku tidak dipanggil karena nomor HP yang kuberikan tersebut.

Pasca mengikuti CL, aku pun memutuskan untuk kembali ke Jatinangor dengan tujuan utama temu anggota Chef Data yang diadakan pada hari Minggu, 3 April 2016. Aku menghabiskan waktuku di sana selama satu minggu untuk bersilahrutahmi dengan teman-teman dan bermain futsal bersama meskipun aku tidak bisa mengemas satu gol pun. Tujuan lain yang tidak kalah penting adalah mengambil KTP karena hal tersebut sangat substansial dalam hal melamar pekerjaan. Aku pun menyempatkan diri untuk mengikuti Job Fair ITB pada hari Jumat, 8 April 2016 sebelum mengikuti tes OJK keeseokan harinya di daerah Jakarta Selatan.

Ketika akan mengikuti Job Fair ITB, aku dipanggil via telepon oleh HR Lazada yang kemarin menemuiku, sayangnya aku tidak bisa melanjutkan panggilan tersebut karena berada di tengah situasi kumpul bersama alias mentoring bersama anggota CL dan Kak Ivan di Ngoepdoel Bandung. Akhirnya, aku menunda panggilan dan menjadwalkannya hingga pukul 15.00. Sayangnya, panggilan tidak kunjung masuk dan sekitar pukul 16.00 aku dipanggil kembali namun aku tidak sempat mengangkat. Saat itu, aku benar-benar kesal karena hanya telat sekian menit dalam menjawab panggilan tersebut ketika HP yang kumiliki berada dalam kondisi silent.

Aku sangat menyesalkan hal tersebut dan beralih fokus pada tes OJK keesokan harinya, Sabtu, 9 April 2016. Aku bersama Herry dan Gery pulang bersama menggunakan Uber secara gratis dengan menggunakan voucher pemberian kakak senior. Kami pun menginap bersama di kediaman Herry dan Daniel dan tidur berempat dalam dua ranjang. Keesokan paginya, kami berolahraga melintasi Jalan Sudirman yang tidak dipenuhi kendaraan dari pagi hingga siang (Car Free Day). Perjalanan sampai Monas pun kami libas sepanjang kurang lebih 4 kilometer. Selama di Jakarta, aku tidak pernah melihat Monas hingga akhirnya pada hari Minggu, 10 April 2016, aku menyudahi hal tersebut. Kami pun pulang dengan menggunakan kendaraan publik dan melanjutkan makan pagi di daerah sekitar kediaman Herry.

Hari Senin, 11 April 2016, aku sangat berharap untuk mendapatkan panggilan kembali dari sang HR Lazada. Aku sempat ingin menuliskan surel namun pada saat bersamaan, aku dipanggil dan tiba-tiba panggilan tersebut pun mati secara mendadak. Aku sangat kesal sehingga rencanaku untuk menuliskan surel kepada sang HR pun aku kubur dalam-dalam dengan cara menghapus tulisan demi tulisan yang sudah kusajikan. Aku berpedoman bahwa apabila mereka membutuhkanku, pasti mereka akan memanggilku lagi.

Sayangnya hingga jam 1 siang, tiada panggilan yang masuk ke telepon genggamku. Aku sangat kesal karena berulang-ulang kali gagal dipanggil oleh sang HR, yaitu pada hari Jumat sore yang lalu dan pada hari Minggu pagi karena kesalahan teknis. Pada awalnya, aku sangat pasrah dan berpedoman pada kliseku di paragraf sebelumnya. Aku juga tidak mengharapkan apapun dari perusahaan tersebut karena sebelumnya sudah dijanjikan bahwa aku akan dipanggil satu minggu setelah hari di mana aku melaksanakan tes, nyatanya aku dipanggil dua minggu lebih setelah hari tersebut. Itulah yang membuatku putus asa dan harapanku untuk menjadi bagian tersebut sirna dan penuh dengan ketidaksemangatan.

Pada akhirnya, aku tidak ingin menyerah begitu saja tanpa melakukan aksi maupun respon apapun. Aku menyadari bahwasannya menunggu tanpa ada respon berarti sama saja bunuh diri. Perusahaan tersebut memang membutuhkanku, namun di sisi lain aku juga membutuhkan perusahaan tersebut. Aku harus menghapus ego dalam diri ini dan mencoba untuk terus bergerak aktif. Hal tersebut membuat aksiku berjalan sebagaimana mestinya, yaitu dengan mengirimkan beberapa untaian kata ke surel sang HR dengan dibumbui beberapa kata maaf karena tidak mampu menjawab dua panggilan yang diinisiasinya.

Berkat inisiasiku dalam mengirimkan surel tersebut, aku berhasil mendapatkan panggilan beberapa menit setelah surel tersebut dikirimkan. Percakapan tersebut memakan waktu kurang lebih 10 menit mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan dan gaji yang akan kudapatkan. Aku tahu bahwasannya aku masih belum pasti untuk diterima di perusahaan tersebut, namun ada sedikit cahaya dan tanda-tanda yang berkata kepadaku akan hal itu. Aku pun diundang untuk bertemu langsung dengan sang user, Daniel Stan dan Claudiu keesokan harinya, 12 April 2016.

Pada dasarnya, banyak hal yang ingin kutanyakan terhadap mereka mengenai pekerjaan dan seluk-beluk yang akan kujalani. Rasa ketidakpuasan menghampiriku dikarenakan aku pun tidak mampu menyampaikan kata demi kata meskipun menjadi orang yang diwawancara, justru mereka yang lebih banyak bicara. Tentu saja, ada beberapa kesalahan yang harus kugarisbawahi yaitu mengenai ketenangan, kemampuan interpersonal dan kepercayaan diri.

Meskipun begitu, sang HR memberikan bocoran bahwasannya mereka sudah setuju dengan diriku beserta kapabilitas dan potensi yang kumiliki. Hingga akhirnya, Kamis, 14 April 2016, kabar baik datang menghampiriku bahwasannya aku diterima menjadi bagian perusahaan tersebut dengan gaji sedikit di atas bottom line yang sudah aku sebutkan kepada mereka. Aku pun mengakhiri masa pengangguranku selama 74 hari pasca wisuda dan melegakan diri dengan menjadi bagian dari perusahaan tersebut.

Tentu saja, kebahagian menghampiriku dengan sangat cepat dan aku harus menghargai hal tersebut dan memulai pekerjaan secara lebih serius. Hal tersebut merupakan langkah awalku untuk terjun di dunia kerja sebelum akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan studi S2 di luar negeri. Perlu digarisbawahi bahwasannya dunia kerja merupakan dunia tempatku menimba ilmu bukan dunia yang hanya fokus untuk mencari uang.

Aku ingin menimba pengalaman, dan menjadi bagian dari perusahaan tersebut merupakan kesempatan yang besar bagiku untuk meningkatkan kemampuan analisis, komputasi, interpersonal dan bahasa Inggris. Aplikasi yang akan fokus untuk kugunakan adalah Excel, R, MySQL, PHP dan QlikView. Sedangkan, dalam keseharian, aku akan menggunakan bahasa Inggris sekaligus tetap terus belajar dari segi membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara. Aku pun sudah memiliki rencana ke depannya dalam berada di perusahaan ini sebagai bahan bakar yang dapat membantuku mencapai tujuanku yang sesungguhnya yaitu studi di luar negeri dengan beasiswa penuh, pada tahun 2018.

My Unemployment Day in a Nutshell
Keterangan: 
biru (tes/wawancara melamar pekerjaan), ungu (liburan), merah (ke tempat Koso), hijau (Community Leaders 2016)

Date
Details
Januari 2016
Yudisium, Melamar Citilink dan Semen Gresik
4 Februari 2016
Wisuda
18 Februari 2016
Bermain futsal I (3 gol, 2 assist)
20 Februari 2016
Ke Depok mengikuti Job Fair UI
22 Februari 2016
Asesmen awal Tokopedia dan Kadence International
26 Februari 2016
Tes tahap I Paragon dan langsung ke Bogor sore harinya
27 Februari 2016
Kondangan di Aston Bogor dan menginap di Hotel Century Senayan*
28 Februari 2016
Reuni SMAN 2 Palembang (Polri), Pulang ke Depok menggunakan Grab
29 Februari 2016
Tes tahap II Paragon
3 Maret 2016
Tes Data Scientist Salestock
5 Maret 2016
Ke Hotel Acacia dekat Salemba (pertama kali naik angkot ke stasiun)*
6 Maret 2016
Ke GI dahulu sebelum kembali ke Depok menggunakan kereta dan Grab
8 Maret 2016
Kembali ke Jatinangor (Ijazah dan Reuni)
9 Maret 2016
Bermain futsal II (mungkin sekitar 1 gol)
10 Maret 2016
Kembali ke Depok, persiapan ke Lombok
11 Maret 2016
Berangkat ke Lombok, Hotel Jayakarta*
12 Maret 2016
Ke Pantai Kuta Lombok bagian selatan
13 Maret 2016
Ke Pulau Gili, berkeliling menggunakan sepeda
14 Maret 2016
Kembali ke Depok pada pagi harinya
17 Maret 2016
Ke Hotel Amaris Thamrin menggunakan GrabBike gratis*
18 Maret 2016
Ke tempat Herry pagi-pagi, ke Bogor menggunakan kereta
19 Maret 2016
Ke Curug di daerah pinggiran Bogor dengan lama perjalanan 2,5 jam
20 Maret 2016
Kembali ke Depok pada siang harinya, menggunakan GrabBike dari ITC
21 Maret 2016
Ke tempat Herry pada malam harinya, hari pertama Daniel bekerja
22 Maret 2016
Asesmen awal Lazada sebagai Business Intelligence Analyst
24 Maret 2016
Ke rumah Koso di Cinere, menonton Batman vs Superman
25 Maret 2016
Olahraga bersama Koso, sholat Jumat, kembali ke Depok
27 Maret 2016
Membeli sepeda bekas, olahraga di Depok: Juanda dan sekitarnya
29 Maret 2016
Ke Tanjung Barat, hari pertama CL 2016 di LPMP Jakarta Selatan
30 Maret 2016
Hari kedua CL 2016, belajar mengenal diri sendiri dan masalah sekitar
31 Maret 2016
Hari ketiga CL 2016, belajar mengenai pemecahan masalah
1 April 2016
Satu malam tambahan bersama Fajri dan Praja, kembali ke Depok
2 April 2016
Pelatihan di Badr Interactive, siangnya kembali ke Jatinangor
2 April 2016
Makan di kantin Mama yang baru bersama Geng Mawar
3 April 2016
Pertemuan Chef Data, makan siang di Refresh dengan Kang Nur, Fakhri
3 April 2016
Makan malam bersama Cindy dan Ridha di tempat baru mantan Moby
4 April 2016
Makan siang bersama Arum dan Aul di SS, sempat mampir ke kampus
4 April 2016
Makan malam bersama Cindy dan Ridha di Surboy, ada SMP dan Jack
5 April 2016
Makan siang bersama Cindy, Papau dan Ridha di Pujas
6 April 2016
Seminar Papau, main futsal III, nihil gol, Wanda man of the match
6 April 2016
Makan malam bersama Dedep, Fafit dan Ridha di Pujas, ada Papau, dkk.
7 April 2016
Berencana menetap di kosan Daniel namun tidak jadi
8 April 2016
Job Fair ITB, temu CL bersama Kak Ivan, telepon dari HR Lazada (miss)
9 April 2016
Tes OJK, pergi ke IBS bersama Gery pagi hari dari Jatinangor
9 April 2016
Naik Uber gratis ke kediaman Herry dan menetap semalam di sana
10 April 2016
CFD Sudirman bersama Gery dan Herry, ke Monas jalan kaki 4 km
11 April 2016
Telepon dari HR Lazada, wawancara sedikit dalam bahasa Inggris
12 April 2016
Wawancara user Lazada bersama Daniel Stan dan Claudiu
14 April 2016
Mendapatkan tawaran sebagai Data Analyst dari Lazada
18 April 2016
Hari pertama kerja: belajar dasar PHP
My Unemployment Day in a Nutshell Keterangan: biru (tes/wawancara melamar pekerjaan), ungu (liburan), merah (ke tempat Koso), hijau (Community Leaders 2016)
Waktu tunggu: 74 hari (dari tanggal wisuda), 94 hari (dari tanggal yudisium)
Gagal total: Citilink, Semen Gresik, Veritrans
Gagal tes: Paragon, Salestock, OJK
Gagal wawancara/tatap langsung: Tokopedia, Kadence International
Berhasil: Lazada