Followers

23 November 2015

Tagged under: , , , , ,

Three Strikes Writing





tiga sesi tulisan dengan 1601 kata di dalamnya, ditulis pada hari Senin, 10 Agustus 2015 (105 hari yang lalu)

Semester 7 merupakan semester yang sangat krusial untuk dijalani. Tidak semua orang mampu menghadapi kerasnya semester 7. Namun, di dunia kerja nanti kehidupan akan lebih keras. Pengabdian tiap hari terhadap perusahaan dan negara yang benar-benar menguras energi. Kemampuan komunikasi, berpikir dan transportasi sangat dihandalkan dalam dunia pasca kuliah tersebut.

Saat ini, diriku sedang melaksanakan magang di PT Pertamina. Namun, dari hari ke hari aku tidak terlalu mengalami peningkatan. Bersama tiga orang lainnya, kami akan mengerjakan dan melibas habis skripsi pada semester ini. Yang ingin kuketahui adalah apakah mungkin aku mampu menulis berlembar-lembar skripsi yang penuh dengan viskositas.

Aku tidak terlalu pandai menulis ilmiah. Jurnal-jurnal dan buku-buku harus aku tebas. Aku harus bisa menulis dengan gaya bahasaku sendiri yang berdasarkan referensi yang telah aku baca sebelumnya. Skripsi tidak dapat dikerjakan sembarangan. Itulah hasil karyamu. Dari awal hingga akhir, aku harus mampu mengerjakan dengan baik. Antar bab haruslah koheren. Saling sambung-menyambung. Dan juga metode yang kugunakan merupakan metode yang tepat. Bukanlah metode yang sulit namun tidak tepat digunakan.

Hampir seminggu aku berada di sini. Hanya bolak-balik komplek ke sini saja sudah membuatku kelelahan. Padahal aku tidak terlalu berpikir keras untuk menghadapi pekerjaan ini. Bagaimanakah jika aku sudah terjun ke lapangan pekerjaan yang sesungguhnya. Waktu istirahat hanyalah sabtu dan minggu. Dua banding enam hari yang begitu menguras pikiran dan energi.

Dunia perminyakan dan pengolahan minyak merupakan dunia yang penuh dengan kompleksitas. Bukanlah hal yang sederhana. Butuh kerja keras dan pikiran ekstra untuk menghadapi pekerjaan sehari-hari di sini. Komunikasi dan pengertian sangatlah penting untuk dimiliki oleh setiap pegawai. Tidak boleh ada satu angka pun yang hilang. Semuanya harus tertata dengan sempurna dan sesuai dengan realita. Keterbukaan harus dijunjung tinggi.

Aku masih bingung analisis statistika apa yang aku pakai untuk pemecahan masalah yang sebenarnya sudah di-handle oleh orang-orang di sini yang memiliki pengalaman lebih. Aku hanyalah newbie di sini. Butuh sebuah pengarahan. Ilmu statistika itu luas. Banyak metode-metode yang tidak sederhana yang tidak aku ketahui. Ilmuku benar-benar sedikit. Metode apa yang akan kugunakan? 

Permasalahan apa yang akan kuambil? Peramalan atau antrian atau riset operasional. Aku bisa saja meramalkan produksi dengan metode yang ada selanjutnya dari hasil peramalan tersebut dapat dibandingkan dengan rencana STS yang sudah dirapatkan oleh RP dan juga untuk melihat mana yang lebih baik aku bisa melihat MAPE mana yang lebih rendah.

Prosesnya benar-benar kompleks. Dari minyak mentah dari berbagai macam daerah yang dikirimkan menggunakan kapal maupun pipa-pipa atau truk. Selanjutnya akan diproses menjadi minyak menengah dan minyak jadi yang siap dijual. Urusan pencampuran dan segala macamnya merupakan urusan anak teknik: kimia, industri maupun mesin. 

Data yang didapatkan pun sangatlah beragam. Ada data minyak mentah yang masuk ada pula data minyak jadi maupun intermediate yang telah diproses. Selain itu adapula harga-harga minyak mentah, minyak jadi maupun intermediate. Gross margin menunjukkan selish antara harga minyak mentah yang dibeli dengan harga minyak jadi maupun intermediate yang dijual. Pada dasarnya, OR bertugas untuk mendapatkan gross margin yang optimal yaitu dengan modal serendah-rendah mungkin dan juga dengan hasil produksi dengan harga jual setinggi mungkin.

Aplikasi OR, transportasi dan model linear benar-benar krusial dalam divisi ini khususnya divisi Supply Chain. Sedangkan aku tidak terlalu menguasai mata kuliah tersebut. Oleh karena itu, alat statistika yang mungkin aku gunakan adalah ADW dengan metode hierarki. Jadi peramalan yang dilakukan berdasarkan kelompok. Ataupun aku bisa menggunakan Analisis Multivariat dengan menggunakan metode pengelompokkan feeder berdasarkan spesifikasi yang tertera. Selain itu analisis harga minyak mentah dari tiap feeder jangan diabaikan begitu saja.

Mungkin analisis statistika yang aku gunakan bukanlah yang terbaik dan juga tidak terlalu penting untuk dilakukan. Sudah ada tim khusus yang mengatasi hal-hal tersebut. Aku hanya memberikan alternatif. Tulisan yang akan kubuat nantinya merupakan karyaku yang membawaku pergi jauh lebih tinggi. I should give the best and optimal solution, minimize the cost and maximize the revenue, that’s why it’s called industry.

Dunia ini bergerak dinamis. Aku pun harus begitu. Aku di dalam bumi mengalami rotasi yang menyebabkan terjadinya siang dan malam. Aku bersama bumi dan bulan secara simulatan mengelilingi matahari. Dan bersama matahari kami mengelilingi sesuatu bintang atau galaksi yang lebih besar lagi. Aku benar-benar kecil. Pikiranku membawa kemanapun aku pergi. Anugrah Tuhan yang luar biasa terhadap manusia adalah akal yang dimilikinya. Aku tidak akan menyia-nyiakan itu.

Bayangkanlah dalam pikiranku bagaimana proses kompleks ini terjadi. Gunakan akalmu dan rasakanlah betul-betul betapa luar biasanya kompleksnya dunia ini namun semuanya tetap seimbang. Sebuah perfect fit world yang diciptakan oleh Yang Maha Kuasa. Tidak akan menyalahi aturan yang telah ditetapkan-Nya.

Ilmu dan pengalamanku benar-benar minim. Baik itu ilmu secara saintis dan sesuai dengan statistika maupun ilmu masyarakat yaitu tentang berhubungan dengan homo sapiens yang diciptakan benar-benar kompleks oleh Sang Pencipta. Aku harus banyak belajar lagi. Buku adalah sumber ilmu pengetahuan. Bahkan telah diperintahkan dari dulu untuk membaca. 

Janganlah sia-siakan waktu. Karena manusia sebenarnya akan menyesal pada hari nanti karena dilahap oleh waktu yang bergerak sangat kejam. Aku pun harus bisa memanfaatkan waktu dengan seoptimal mungkin. Aku harus menyelesaikan skripsi ini dengan waktu secepat mungkin. Dan selanjutnya diriku ini mampu memberikan manfaat di dunia kerja nanti. Tentu saja, manfaat yang tiada putusnya. Sebuah perspirasi yang substansial.

Aku harus berpikir secara matang, tertata, sesuai dengan sistem. Buku adalah ilmu dari segala ilmu. Aku harus membacanya dengan saksama dan penuh dengan ketulusan. Tulisan yang engkau tulis adalah curahan dan apapun yang ada di kepalamu, apapun yang pernah kaubaca. Aku pun harus bisa mengoperasikan mesin di dunia digital seperti ini. Mesin membuat pekerjaan semakin mudah. Aku harus pandai mengoperasikan komputer dan menjadi fast and furious dengan adanya teknologi tersebut.

Dengan menulis, mindful yang ada dalam diriku benar-benar bercahaya. Diiringi dengan lagu instrumental Tokyo Ghoul membuat diriku merasa bebas bagaikan di awan yang tidak berujung. Jauh tinggi menyerap energi negatif dan mengubahnya menjadi energi positif yang luar biasa. Jariku menari-nari di atas papan ketik laptop yang seolah-olah terus menyuruhku untuk terus bergerak tiada hentinya. This is the real serenity!

Be Mindful, Mindful Writing
Banyak sekali kesalahan yang sudah aku lakukan. Aku sering kali menyia-nyiakan waktu, tidak menyibukkan diriku untuk bergabung dengan ketidaknyamanan. Aku seharusnya menghilangkan kata “aku” sendiri. Dan saatnya berpikir lebih jauh. Berpikir mengenai orang lain dan kehidupan negara yang sangat kompleks ini.

Sekarang adalah masa-masa be mindful writing. Aku menulis dengan penuh kesadaran bahwa aku sebenarnya hidup. Jari-jari ini menari berirama dengan pikiran dalam kepalaku. Aku harus percaya, percaya akan kemampuanku yang luar biasa. Kemampuan analisisku luar biasa, aku mampu melihat titik yang tidak terlihat dibandingkan yang lain. Berhentilah menjatuhkan dirimu. Pada dasarnya manusia akan merasa envy terhadap manusia lain. Di situlah sisi yang seharusnya aku hilangkan.

Janganlah takut. Inisiatif yang kuat. Keinginan berbuat baik yang masif harus engkau tunjukkan. Tataplah mata seseorang dengan lebih tajam. Tidak sampai menusuk tapi setidaknya membuat mereka terkesima akan bahasa tubuhmu. Engkau seharusnya membebaskan dirimu. Namun tetap dalam ambang batas aturan duniawi. Aku harus bisa melangkah dan tidak selalu mengikuti jalan orang lain. This is my own way,  I have my own idea and path. Yes, our friendship is not restricted only by Indramayu regency. We could explore more. 

Ketepatan dalam analisis diri merupakan kunci kesuksesan. Banyak something hidden di dalam dirimu ini. Beberapa orang sudah menyadari itu. Namun, saatnya kau menggali lebih dalam lagi. Keluar dari zona nyaman itu merupakan life stage. Kehidupan tidak akan selalu sama. Perubahan pasti terjadi. Dan, jika kau ingin mengubah dunia, kau pun harus mengubah dirimu sendiri. Janganlah takut menghadapi ketakutan. Janganlah berasumsi negatif ini dan itu. 

Attached
Aku mampu melepaskan ketergantungan ini. Rasa attached yang berlebihan. Aku terlalu memikirkan diriku sendiri. Seharusnya aku bisa mengambil inisiatif. Tanpa pikir panjang, aku mampu berbuat hal positif. Mungkin insan itu merupakan faktor yang mengubahku saat ini. Mengubahku untuk bersifat lebih eksplosif. Namun semuanya perlahan terdegradasi, bahasa kerennya dwindle. Namun, inilah saatnya kau menunjukkan siapa dirimu.

Dengan insan itu, kita berada dalam suatu ikatan. Sebuah regensi identitas yang sangat independen. Aku tidak mampu memberikan sesuatu yang benefisial. Motivasi insan yang meledak-ledak aku harap bisa menjadi kenyataan. Aku harus berusaha ekstra keras untuk mendapatkan hal yang sulit aku dapatkan. Aku masih jauh dalam ambang standar. 

Sampai saat ini tidak ada kenangan digital yang tersimpan. Semuanya hanyalah tersimpan di kepala ini, yang sewaktu-waktu nanti akan hancur. Aku menginginkan sebuah kenangan digital dengan tingkat distansi yang sangat dekat. 

Terjebak dalam viskositas. Insan yang menjadi motivasi pelecut. Aku harus menjadi kaya. Kaya akan ilmu, pikiran, ide, jiwa dan harta. Kaya semuanya. Memberikan manfaat yang sangat benefisial dan tiada putus-putusnya. Mengubah indeks kesenangan insan tersebut terhadap diriku merupakan sesuatu yang substansial.

Aku harap aku bertahap-tahap membuat pemisah tersebut menjadi nol. Hingga saatnya nanti, aku memang menjadi manusia utuh. Manusia yang selayak-layaknya untuk insan yang luar biasa.

Untuk saat ini, aku sedikit melepas. Sedikit saja melepas. Namun variabel motivasi tersebut tidak akan hilang. Yang nomor satu tentunya aku lakukan karena Sang Pencipta. Dan tentu saja semuanya semata-mata karena-Nya. 

Sedikit melepas. Tidak sepenuhnya melepas. Saat ini insan tersebut berada pada zona diriku. Zona yang sulit menjelajah. Jika ya, aku akan membawa ke dunia luar yang penuh dengan tantangan. Mata ini mampu menatap lebih akan indahnya ciptaan Tuhan. Aku akan melebarkan sayapku ke negeri orang untuk menuntut ilmu. Dan aku tidak akan melepas hal tersebut, sang variabel motivasiku. I will not forgot about that.

Jangan banyak omong, kau harus banyak melakukan aksi...
I should improve my foreign language...
I should be active like a nuclear. Bombastic nuclear!
You are one of my motivating variable
I should find my own solution by my own head
Everyday like that. Good idea to resolve your condition.
Red is your suit. To make you flammable. To make you burned all over time.
I was magnetized by the purplish divan
I shoud improve my body and my mind

01 November 2015

Tagged under: , , ,

3,5 Tahun

Tulisan ini ditulis pada tanggal 10 Juni 2015

Target gue sekarang adalah lulus dengan IPK di atas 3,0 jika bisa dengan IPK 3,25! Dan dengan waktu 3,5 tahun! Gue masih mencari-cari tempat magang. Gue hanya mencoba. Nanti siang ini, rencananya gue akan minta surat pengantar ke jurusan. Gue mencoba dulu. Gagal urusan belakang. Gue tahu gue telat gerak. Bisa dikatakan juga gue lambat. 

Alternatif lain adalah gue bakal magang di tempatnya abang gue. Itu opsi paling akhir. Gue harus bisa mendapatkan data dan dianalisis. Sebenarnya itu aja intinya. Untuk itu gue mencoba dulu. Mencoba. Ya, mencoba. Target gue semester depan IP 4,0. Gue harus bisa lulus dengan IPK memuaskan.

Pasca lulus gue bakal kerja dengan durasi 2 tahun untuk mencari pengalaman. Gue bakal bangun jaringan sebanyak-banyaknya. Melihat dunia lebih jelas lagi. Dan rencana gue yang masif adalah lanjut S2 keluar negeri. Ke Australia maupun negara di Eropa adalah tujuan gue. Semuanya butuh ketenangan dan kesabaran tentunya. Gue kudu bisa! Gue bisa menjadi yang teratas.

Tujuan gue adalah menjadi orang dengan ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang tiada putus-putusnya. Memberi lebih tanpa melihat seberapa banyak yang sebenarnya gue dapatkan. Gue kudu bisa. Gue harus melebih si eta. Gue harus melebih bang doi. Meskipun secara life skill gue masih kalah jauh dari mereka. Namun gue bakal terus mencoba dan berusaha. Sedikit demi sedikit gue bakal melebihi mereka.

Gue memang kurang mengerti dengan mereka. Namun, sekarang gue gak peduli. Ini semua hanyalah efek biologis dalam tubuh gue. Gue harus dan kudu mengendalikan emosional gue. Menjadi benar-benar tenang akan segala situasi dan kondisi. Memiliki mindfulness yang tinggi di manapun gue berada. 

Gue tahu. Ya, gue tahu. Gue gegabah. Gak punya alur yang sistematis. Siang ini, gue bakal menerjang lahan. Gue bakal menjadi top gear. I will dan I should be! Try first, never try mean absolute defeat.

Tagged under: , ,

Tiga Keahlian Krusial

Dalam kehidupan ini tentu saja kita harus memiliki keahlian. Keahlian tersebut merupakan aspek-aspek dalam kehidupan yang perlu dilatih dan diasah. Setelah berada 20 tahun di dunia ini, saya berasumsi bahwa terdapat tiga keahlian krusial yang dibutuhkan dalam hidup ini yaitu:

Ikhlas 
Mencakup kemampuan bersyukur, tidak membanding-bandingkan, senang menjadi diri sendiri, positive thinking.
Inilah keahlian yang sangat krusial. Ikhlas dapat didefinisikan pula sebagai keahlian dalam bersyukur yaitu keahlian dalam menerima apa pun kondisi yang terjadi. Jika kita selalu bersyukur, hidup akan serasa mudah dan menyenangkan. Janganlah membanding-bandingkan yang membuat dirimu menjadi rendah. 

Komunikasi
Mencakup kemampuan berkomunikasi, menambah teman, cara berkomunikasi, public speaking, selera humor, bahasa tubuh, kenyamanan komunikasi, empati.
Ayah saya pernah bilang bahwa komunikasi sangatlah penting. Komunikasilah yang menghubungkan kita dengan orang lain. Investasi dalam komunikasi dan koneksi sangatlah penting. Jaringan yang luas sangatlah dibutuhkan di dunia modern saat ini. Komunikasi juga dapat dilakukan dengan lebih mudah lagi dengan adanya fasilitas teknologi yang mumpuni. Komunikasi yang penting sebenarnya mencakup bahasa tubuh, intonasi dan juga kepercayaan diri. Selera humor dan kemampuan bercanda juga dapat mengeratkan tali komunikasi menjadi lebih dalam lagi. Inti dalam investasi komunikasi adalah memberi terlebih dahulu sebagai prioritas utama (berempati, menjadi pendengar baik, dll.).

Ilmu Pengetahuan
Mencakup kemampuan belajar, pengetahuan tentang dunia, pengetahuan tentang pasca-dunia (akhirat) data on your head, mengoperasikan mesin (komputer, motor, mobil, kulkas, mesin cuci).
Ilmu pengetahuan membawa kita untuk terhubung antar satu dengan yang lainnya. Semakin banyak pengetahuan maka kemampuan verbal akan meningkat pula. Di sisi lain, kemampuan mengoperasikan mesin sangatlah krusial.

You should communicate to the universe confidently, openly, and effectively. Release all the negative assumptions! Be positive! Laugh and be humorous!
And remember, accept everything! Accept every outcome and reality! You should do the best. The rest is all up to God.

23 August 2015

Tagged under: ,

Real Asian Patch 2015 Pro Evolution Soccer

2012 season, Sato Hisato (Sanfrecce Hiroshima) vs Morishige Masato (FC Tokyo), now face the 2015!

This is the most realistic patch ever created for Pro Evolution Soccer. Play your favourite Japanese team on the Master League and conquer the Asian football!
This patch is ultimate combination from many creation of Asian PES modder.
Engine used: Pro Evolution Soccer 2012

The Final of AFC Champions League, Persepolis vs Gamba Osaka, realistic trophy!

Features:
AFC Champions League replacing UEFA Champions League
About 90% Japanese league face
Many new faces from every Asian league (about 3000 new faces)
Updated transfer for Asian’s league until 2015 season
Updated formation (especially J1 League)
Updated national team (2015 AFC Asian Cup roster)
Updated kit for some Asian league (J1 League, K-League, Chinese Super League)
Realistic stats and ability (enhanced stats based on Asian football power)
Realistic AFC Champions League trophy
Realistic club ranking
Many new countries from Asia replacing national team of Europe, America, and African
No great national team like Germany, Brazil, etc.
No great international player like Messi, Ronaldo, etc.
2014/2015 starting year
100% pure Asian football!!! this is not ordinary Pro Evolution Soccer!

League:
J1 League (Liga Jepang) 2015 season
K-League Classic (Liga Korea) 2015 season
Chinese Super League (Liga Cina) 2015 season
Saudi Professional League (Liga Saudi) 2014/2015 season
Persian Gulf Pro League (Liga Iran) 2014/2015 season
Qatar Stars League (Liga Qatar) 2014/2015 season
Arabian Gulf League (Liga UAE) 2014/2015 season

Division 2:
J2 League (Liga Jepang divisi 2) 2015 season

Other League:
Included league from across of Asian’s country such as:
Indonesia (Indonesian Super League): Arema, Persib Bandung
Australia (A-League): Western Sydney Wanderers, Melbourne City
Thailand: Buriram United, Chonburi, Muangthong
Malaysia: Johor Darul Takzim
Etc.

Download link:
I can not upload the files because it is too big (about 9GB for patch and 5GB for the base PES 2012)
if you want this patch, contact me at https://www.facebook.com/starthedust

My Master League team used in this patch: Tokyo Verdy
Achievement:
2014/2015: 2nd at J2 League, Runner-up pf Emperor's Cup
2015/2016: 9th at J1 League, Champions of Emperor's Cup
2016/2017: on the way
Clean play! Realistic! Tough league!


07 July 2015

Tagged under:

The Seventh and the Previous Season


Sudah 6 semester saya menuntut ilmu di sini, namun hasil keluaran alias IPK-yang katanya sebagai tolok ukur kemampuan akademik-tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan. IPK yang saya dapatkan sampai saat ini biasa-biasa saja, mungkin berada di sekitar rata-rata IPK mahasiswa statunpad12 secara keseluruhan. Saya tidak pernah bisa mendapatkan IP cumlaude semenjak semester 1, semester yang saya jalani apa adanya.

Untuk menggapai nilai di sini sangatlah sensitif. Nilai yang didapatkan bisa jadi sangat tinggi, bisa jadi sangat rendah. Hal ini dikarenakan kategori yang digunakan hanya lima kategori yaitu A, B, C, D dan E. Kebanyakan nilai saya berkutat pada nilai dengan urutan kedua. Bahkan ada beberapa nilai yang “nyaris”, sangat tipis untuk mendapatkan nilai yang kategorinya lebih tinggi.

Ekspektasi dari kemampuan akademik tidaklah sama dengan IPK. Hal itu bias menurut pandangan pribadi saya. Menurut pengalaman saya, ada faktor-faktor lain yang memengaruhi seperti dosen pengajar, posisi tempat duduk, kemampuan komunikasi saat ujian, strategi di luar lapangan, dan lain-lain. Hal ini tentu saja membuat IPK menjadi tolok ukur yang bias terhadap kemampuan akademik yang sesungguhnya. 

Sejauh ini mata kuliah sejuta umat (bersama, satu angkatan, satu dosen) yang saya tempuh baik-baik  saja. Kecuali untuk mata kuliah sampling yang memang kebanyakan dari kami mendapatkan nilai yang mengerikan. Selain itu, mata kuliah seperti Kewarganegaraan, Bahasa (Inggris & Indonesia), Analisis Data Eksplorasi dan Analisis Data Deret mendapatkan nilai yang sempurna.  

Di sisi lain untuk mata kuliah mayor lainnya dengan kelas terpisah (paralel), dapat dikatakan bahwa saya kurang beruntung mendapatkan dosen yang mengajar. Meskipun saya tidak tahu nilai mata kuliah teman saya secara keseluruhan, dosen yang mengajar mata kuliah mayor saya kebanyakan merupakan dosen yang memberikan nilai yang lebih kecil dibandingkan dosen di kelas paralel yang lain.  Bahkan ada dosen yang tidak memberikan nilai A untuk satu kelas tersebut (Teos I dan Multi I).

Selama enam semester di sini, saya dapat menyimpulkan:
  1. Saya kurang taktis dalam pencapain nilai yang setinggi-tingginya. Sebagai contohnya, pemilihan mata kuliah minor yang saya ambil sebelum-sebelumnya adalah blunder. Baru semester ini saya mampu mendapatkan IP sempurna untuk mata kuliah minor
  2. Dosen perempuan memberikan nilai jauh lebih tinggi dibanding dosen laki2, jika dihitung secara parsial IPK|Dosen Perempuan dan IPK|Dosen Laki2 perbedaannya cukup jauh yaitu sebesar 0,48 meskipun hal itu kurang sah dibandingkan karena terdapat 12 dosen perempuan dan 27 dosen laki2
  3. Semester genap adalah semester yang menakutkan. Tiada satu pun mayor yang mendapatkan nilai sempurna. Bahkan sudah dua kali mata kuliah yang coba saya putihkan (diulang) namun tetap saja tidak mendapatkan nilai sempurna. Tinggal satu lagi nilai mayor yang akan keluar, akankah saya dapat membuka keran di semester genap ini?
  4. Dapat dikatakan saya kurang mendapatkan dosen mata kuliah mayor yang beruntung semenjak awal semester
  5. Mata kuliah dengan jawaban di kertas sangat riskan mendapatkan nilai lebih kecil dibandingkan matkul dengan jawaban softcopy. Hal ini dikarenakan tulisan saya yang sering acak-acakan ketika menulis jawaban di kertas ujian

Sudah tidak mungkin lagi bagi saya untuk mendapatkan IPK cumlaude kecuali jika saya akan lulus lebih lama lagi. Target saya untuk semester 7 ini tidak terlalu muluk-muluk yaitu dapat lulus 3,5 tahun dengan IPK di atas ambang bawah yang saya tetapkan (minimal IPK yang didapatkan merupakan bilangan irasional Pi)

Untuk selanjutnya, saya harap ilmu yang saya dapat di sini mampu memberikan manfaat kepada masyarakat dan menjadi ilmu yang tiada putus-putusnya. IPK bukanlah cermin sesungguhnya. Masih banyak cermin lain yang menunjukkan kualitas kita. Saya pun harus terus menerus belajar dan meningkatkan kemampuan lain di dunia ini.

Semangat semester 7!

14 May 2015

Tagged under: ,

OnePlus One is equal to Two: My Story about Ganti HP



"Satu tambah satu sama dengan dua", ya itu sudah absolut. Pada tulisan kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya, sekaligus bernostalgia, dalam mengganti perangkat mungil mobile yang sudah tidak asing lagi di dunia modern ini.


Secara keseluruhan, selama saya hidup hampir 20 tahun di bumi ini, sudah tiga HP yang pernah saya miliki, dengan dua kali mengganti HP, yaitu:
1. Nokia 2600 Classic
2. Lenovo P700i
3. OnePlus One

Intermezzo
Sebenarnya, saya sudah menggunakan HP sejak kelas 1 SMP (tahun 2007). Pada saat itu, HP yang saya gunakan adalah HP kakak saya yang berjudul Nokia (mungkin seri 3120). Pada saat itu masih jamannya SMS-an dan Missed-call-an. Ya, di situlah dunia telekomunikasi menghipnotisku. Dengan berbekal alat yang kecil ini, aku mampu berkomunikasi dengan orang yang jaraknya jauh dariku. Di situlah saya bermain-main dengan komunikasi jarah jauh dengan teman SMP saya, masa-masa kealayan, di mana saya masih menggunakan Friendster. Di masa-masa itulah pula saya mulai mengenal internet, dan pada saat itu kami masih menggunakan internet dengan kuota 50 jam per bulan, benar-benar sangat terbatas berbeda dengan tahun 2015.


My First Handphone, Nokia
HP pertama yang benar-benar resmi jadi milik saya adalah Nokia. HP ini saya beli kira-kira pada saat saya masih menduduki bangku SMP kelas 3 (tahun 2008 atau 2009). Saya tidak teralu ingat persis kenapa saya membeli HP ini. Dan juga saya tidak melakukan survei terlebih dahulu akan HP ini, langsung beli saja waktu itu di toko. Dan harganya waktu itu sekitar 900rb.

HP ini bisa bertahan sampai tiga masa pendidikan saya, SMP, SMA dan kuliah. Saya membelinya di akhir tahun saat SMP, dan berpisah dengannya pada awal tahun kuliah. Ketika SMA, di saat kebanyakan teman saya menggunakan BB, saya masih tetap bertahan dengan HP ini. Hal ini dikarenakan ketika saya SMA, memang sebenarnya tidak diperbolehkan membawa HP. Saya tidak mau coba-coba membawa HP. Benar-benar penggunaan HP di dunia pendidikan yang minim kala itu.

Dengan kamera VGA, saya berhasil menangkap kenangan-kenangan pada kala itu. Bahkan saya sering mengambil video dengan kamera HP ini yang hanya dibatasi dengan durasi 8 detik. Saya mampu membuat suara-suara aneh (seperti efek tembakan, dan ledakan) dengan HP ini karena kualitas videonya yang tidak jernih sehingga efek suaranya jadi aneh pula.

Pada akhir tahun 2012, saya memutuskan untuk pindah ke era smartphone, era android. Kurang lebih 4 tahun saya bersama Nokia 2600 ini.


Era Smartphone. Lenovo P700i
Di awal perkuliahan, saya menyadari bahwa Nokia 2600 sudah tidak layak untuk menemani saya. Ada beberapa kelemahan yang ia miliki yaitu kamera yang hanya VGA dan juga pengambilan video terbatas hanya 8 detik dengan memori internal yang benar-benar minim sebesar kurang lebih 10MB. Niat saya saat itu untuk mengganti HP sebenarnya dikarenakan ingin mendapatkan kamera yan lebih bagus.

Pada akhir tahun 2012, saya berencana untuk mengganti HP ini dengan smartphone. Pada saat itu, saya benar-benar buta dengan dunia smartphone. Saya waktu itu sempat bermain di kosan teman saya di Bandung. di situ, mereka memberikan pencerahan kepada saya untuk memilih Lenovo, terdapat dua pilihan kala itu, yaitu seri P700i dan S560. Perbedaan harganya adalah 300rb (P700i: 2000rb, S560:1700rb). By the way, seri itu merupakan keluaran pertama smartphone dari Lenovo di Indonesia.

Karena kebutaan saya akan smartphone, saya tidak terlalu melihat secara detail spesifikasi dari smartphone yang akan saya beli. Saya hanya melihat kamera, memori, hanya sekedar itu. Saya tidak melihat review dari orang lain tentang HP yang akan saya beli. 

Pada awal Desember 2012, saya berencana pergi ke Surabaya bersama ibu dan kakak saya. Di Surabaya, saya berencana membeli HP baru. Namun, semua itu sirna karena saya dan kakak saya telat menuju bandara. Momen itu merupakan momen tak terlupakan yang memberikan pelajaran kepada saya agar mampu mengestimasi dan menjadi lebih disiplin.
Karena kejadian itu, kami pergi menuju tempat saudara kami di Bogor. Keesokan harinya saya bersama kakak saya pergi ke Mangga Dua untuk mencari si Lenny. Tepatnya tanggal 2 Desember 2012, saya resmi membeli smartphone. Pilihan jatuh ke P700i, hal ini dikarenakan S560 sudah habis terjual di toko itu. Mencari sana-sini di Mangga Dua pun, saya tidak menemukan si Lenny. Saat itu, saya memiliki alternatif untuk membeli Sony Xperia karena alasan kamera yang dimilikinya. Namun, karena saya berhasil menemukan P700i, akhirnya saya memutuskan untuk meminangnya. Kala itu, kakak saya juga membeli PSP.

Di angkatan saya, mungkin saya merupakan orang pertama yang membeli P700i, the first generation of Lenny smartphone. Kelebihan utama P700i dibandingkan S560 adalah pada baterai yang dimilikinya. Dibandingkan smartphone lain dengan harga kisaran itu, pada saat itu, baterai P700i memang benar-benar tahan, 1-5 hari tergantung pemakaian.


OnePlus One 
Inilah HP saya sekarang. Mungkin, saya terkesan membelinya secara tiba-tiba. Sepertiga dari tabungan saya lenyap karena HP ini. Dua tahun berlalu dengan cepat saya menggunakan P700i. Saya merasa si Lenny tidak terlalu baik jika saya bawa secara mobile. Well, baterainya bisa tahan lama tapi kelemahannya, si Lenny tidak bisa melakukan multitasking dengan baik. Aplikasi sering kali mengalami force close. Wajar saja RAM yang dimilikinya hanya 512 MB. Untuk browsing saja, P700i tidak terlalu baik. Kamera yang dimilikinya pun tidak terlalu istimewa, yaitu sebesar 5MP. 

Itulah kenapa, saya berencana untuk mengganti si Lenny. Bahkan satu tahun sebelum saya mengganti P700i, saya sudah tertarik untuk mengganti HP. Satu tahun benar-benar perkembangan yang sangat cepat dalam dunia smartphone. Barulah pada tahun 2015, hal tersebut terjadi. Awalnya, saya berencana meminang ZF2 dengan RAM 4GB dengan prediksi harga yang setara dengan OPO. Namun, karena tanggal rilisnya masih lama, dan saya pun tidak sabaran, saya langsung banting setir ke OPO. Dan akhirnya, pada tanggal 20 Maret 2015, si OPO meluncur ke tangan saya. Setelah kurang lebih tiga hari menunggu. Well, untuk pertama kalinya, saya membeli HP via online. Saya memesan OPO dari Lazada, hal ini dikarenakan, hanya di situ OPO dijual. OPO memang hard-to-get dan eksklusif. Namanya memang tidak setenar merk-merk lain. Namun, OPO benar-benar worth-buy. OPO merupakan flagship killer tahun 2014 setara dengan S5, G3 dan HP high-end dengan harga hampir setengahnya. Well played, OPO!

Jika dibandingkan dengan P700i, jelas, dia kalah mutlak. Saya beralih dari HP low-end ke HP high-end tanpa melewati zona HP mid-end. Dengan RAM 3GB, saya dapat melakukan multitasking dengan baik. Ya, 3GB, enam kali lipat dari RAM P700i. Benar-benar perbedaan yang signifikan. Dan juga dengan kamera 13MP, saya dapat menangkap momen-momen tertentu dengan lebih mantap lagi meskipun kamera OPO tidak terlalu spesial dibandingkan HP high-end lainnya. Hal ini dikarenakan, sensitivitas kamera yang lemah dan juga pengambilan gambar di tempat yang gelap memang tidak terlalu memuaskan. Di sisi lain, kamera depannya juga mantap dengan resolusi 5MP yang setara dengan kamera belakang P700i. Selain itu, pengambilan video yang didukung sampe 4K benar-benar luar biasa.

Well, secara keseluruhan, OPO memang worth-to-buy. Untuk kelas high-end, harganya memang bersahabat. Meskipun, buat gue yang berada di level mahasiswa, harga tersebut cukup menguras kantong gue. 

Rencananya si OPO bakal nemenin gue minimal buat 5 tahun ke depan (tahun 2020). Ya, semua itu hanya rencana. Teknologi pasti berkembang sangat cepat terutama di bidang smartphone. Dalam waktu dua tahun, P700i benar-benar ketinggalan jaman. Dengan harga yang setara sekitar 2000rb, pada saat ini, HP dengan RAM 2GB udah bisa didapatkan. Gimana kalau buat dua tahun lagi? Yaitu tahun 2017, mungkin dengan uang 2000rb, HP dengan RAM 4GB sudah bisa didapatkan. 

Shutting Down
Teknologi memang berkembang dengan pesat. 2600 bisa bertahan pada tiga masa pendidikan gue yaitu SMP, SMA dan kuliah. Sedangkan P700i saja tidak bisa bertahan pada satu masa pendidikan gue yaitu saat kuliah. P700i hanya bertahan selama setengah dari masa kuliah gue. Menarik untuk dilihat, seberapa lama si OPO bakal bertahan?

Mungkin, gue mengganti HP tidak sebanyak anda, hanya dua kali. Apalagi gue nggak melewati masa BBM-an. But, sebagus apapun HP yang digunakan, dengan cepat bakalan ketinggalan jaman. Manusia tidak akan pernah merasa puas. Jangan sampai kemajuan teknologi membuat kita bodoh. Jangan sampai teknologi membuat kita kurang berempati dengan sesama. Gunakan teknologi dengan maksimal, sesuai kebutuhan anda. Jangan lupa untuk membatasi penggunaan teknologi. 

Do not let "smart" in smartphone turn us down to dumbass! We are smarter than smartphone itself.
{grammarnya benar ga yah? hahaha}

Oh ya, di akhir channel ini, gue bakal ngasih tabel perbandingan 2600, P700i dan OPO. Let's see!
MerekNokiaLenovoOnePlus 
Tipe2600 ClassicP700iOne (A0001)
Tanggal rilisMaret 2008November 2012Juni 2014
Tanggal beli20082 Desember 201220 Maret 2015
Masa beliAkhir masa SMPAwal masa kuliahPertengahan masa kuliah
Tempat beliPalembangMangga DuaLazada
Harga beli900rb1999rb3999rb
Lama pemakaian1600 hari800 hari55 hari (14 Mei 2015)
Biaya per hari0,501rb2,254rb73,175rb (14 Mei 2015)
KameraVGA5MP13MP
Layar1,77inch4,00inch5,50inch
Berat73,2gr162gr162gr